TANBIH
Sabda beliau kepada khususnya segenap murid-murid pria maupun wanita, tua
maupun muda :
“Semoga
ada dalam kebahagiaan, dikaruniai Allah Subhanahu Wata’ala kebahagiaan yang
kekal dan abadi dan semoga tak akan timbul keretakan dalam lingkungan kita
sekalian.
Pun pula semoga Pimpinan Negara bertambah kemuliaan dan keagungannya supaya
dapat melindungi dan membimbing seluruh rakyat dalam keadaan aman, adil dan
makmur dhohir maupun bathin.
Pun kami tempat orang bertanya tentang Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah,
menghaturkan dengan tulus ikhlas wasiat kepada segenap murid-murid :
berhati-hatilah dalam segala hal jangan sampai berbuat yang bertentangan dengan
peraturan agama maupun negara.
Ta’atilah kedua-duanya tadi sepantasnya, demikianlah sikap manusia yang tetap
dalam keimanan, tegasnya dapat mewujudkan kerelaan terhadap Hadlirat Illahi
Robbi yang membuktikan perintah dalam agama maupun negara.
Insyafilah hai murid-murid sekalian, janganlah terpaut oleh bujukan nafsu,
terpengaruh oleh godaan setan, waspadalah akan jalan penyelewengan terhadap
perintah agama maupun negara, agar dapat meneliti diri, kalau kalau tertarik
oleh bisikan iblis yang selalu menyelinap dalam hati sanubari kita.
Lebih baik buktikan kebajikan yang timbul dari kesucian :
1.
Terhadap orang-orang yang lebih tinggi
daripada kita, baik dlohir maupun batin, harus kita hormati, begitulah
seharusnya hidup rukun dan saling menghargai.
2.
Terhadap sesama yang sederajat dengan
kita dalam segala-galanya, jangan sampai terjadi persengketaan, sebaliknya
harus bersikap rendah hati, bergotong royong dalam melaksanakan perintah agama
maupun negara, jangan sampai terjadi perselisihan dan persengketaan,
kalau-kalau kita terkena firman-Nya “Adzabun Alim”, yang berarti
duka-nestapa untuk selama-lamanya dari dunia sampai dengan akhirat (badan payah
hati susah).
3.
Terhadap oarang-orang yang keadaannya
di bawah kita, janganlah hendak menghinakannya atau berbuat tidak senonoh,
bersikap angkuh, sebaliknya harus belas kasihan dengan kesadaran, agar mereka
merasa senang dan gembira hatinya, jangan sampai merasa takut dan liar,
bagaikan tersayat hatinya, sebaliknya harus dituntun dibimbing dengan nasehat
yahng lemah-lembut yang akan memberi keinsyafan dalam menginjak jalan kebaikan.
4.
Terhadap fakir-miskin, harus kasih
sayang, ramah tamah serta bermanis budi, bersikap murah tangan, mencerminkan
bahwa hati kita sadar. Coba rasakan diri kita pribadi, betapa pedihnya jika
dalam keadaan kekurangan, oleh karena itu janganlah acuh tak acuh, hanya diri
sendirilah yang senang, karena mereka jadi fakir-miskin itu bukannya kehendak
sendiri, namun itulah kodrat Tuhan.
Demikanlah
sesungguhnya sikap manusia yang penuh kesadaran, meskipun terhadap orang-orang
asing karena mereka itu masih keturunan Nabi Adam a. s. mengingat ayat 70 Surat
Irso yang artinya :
“Sangat kami mulyakan
keturunan Adam dan kami sebarkan segala yang berada di darat dan di lautan,
juga kami mengutamakan mereka lebih utama dai makhluk lainnya.”
Kesimpulan
dari ayat ini, bahwa kita sekalian seharusnya saling harga menghargai, jangan
timbul kekecewaan, mengingat Surat Al-Maidah yang artinya :
“Hendaklah tolong
menolong dengan sesama dalam melaksanakan kebajikan dan ketaqwaan dengan
sungguh-sungguh terhadap agama maupun negara, sebaliknya janganlah
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan terhadap perintah agama
maupun negara".
Adapun soal
keagamaan, itu terserah agamanya masing-masing, mengingat Surat Al-Kafirun ayat
6 :
”Agamamu untuk kamu,
agamaku untuk aku”,
Maksudnya
jangan terjadi perselisihan, wajiblah kita hidup rukun dan damai, saling harga
menghargai, tetapi janganlah sekali-kali ikut campur.
Cobalah renungakan pepatah leluhur kita:
“ Hendaklah kita bersikap budiman, tertib dan damai, andaikan tidak demikian,
pasti sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna”. Karena yang
menyebabkan penderitaan diri pribadi itu adalah akibat dari amal perbuatan diri
sendiri.
Dalam surat An-Nahli ayat 112 diterangkan bahwa :
“Tuhan yang Maha Esa
telah memberikan contoh, yakni tempat maupun kampung, desa maupun negara yang
dahulunya aman dan tenteram, gemah ripah loh jinawi, namun penduduknya/
penghuninya mengingkari nikmat-nikmat Allah, maka lalu berkecamuklah bencana
kelaparan, penderitaan dan ketakutan yang disebabkan sikap dan perbuatan mereka
sendiri”.
Oleh karena demikian,
hendaklah segenap murid-murid bertindak teliti dalam segala jalan yang
ditempuh, guna kebaikan dlohir-bathin, dunia maupun akhirat, supaya hati
tenteram, jasad nyaman, jangan sekali-kali timbul persengketaan, tidak lain
tujuannya “ Budi Utama-Jasmani Sempurna “ (Cageur-Bageur).
Tiada lain amalan kita, Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah, amalkan
sebaik-baiknya guna mencapai segala kebaikan, menjauhi segala kejahatan dhohir
bathin yang bertalian dengan jasmani maupun rohani, yang selalu diselimuti
bujukan nafsu, digoda oleh perdaya syetan.
Wasiat ini harus
dilaksanakan dengan seksama oleh segenap murid-murid agar supaya mencapai
keselamatan dunia dan akhirat.
Amin.
Patapan Suryalaya, 13 Pebruari 1956
(KH.A Shohibulwafa Tadjul Arifin)
UNTAIAN MUTIARA :
1. JANGAN BENCI KEPADA
ULAMA YANG SEZAMAN
2. JANGAN MENYALAHKAN
AJARAN ORANG LAIN
3. JANGAN MEMERIKSA MURID
ORANG LAIN
4. JANGAN BERUBAH SIKAP
MESKIPUN DISAKITI ORANG LAIN
HARUS MENYAYANGI ORANG
YANG MEMBENCIMU
Asalamualaikom warohmatullah hiwabarokatuh
ReplyDeleteSaya salah seorang Ikhwan di Pondok Remaja Inabah 2 Sungai Ikan Kuala Terangganu tahun 2005, ustaz Din masih mengajar lagi?
Bolehkah saya nak ziarah
Bila ada masa terluang nanti? Harap maqlum saya hajat sangat jika dapat istiqomah 40hari
Berserta yuran sekali harap maqlum wasalam
waalaikummussalam... ustaz din sekarang pengetua pondok... boleh je kalau nak datang ziarah.... 09 6662839 pej, 0179352158 farihan, 0107307752 hisyam, 0179176097 ust mansor
Delete